"Bos, Apakah Kamu Bisa Mentraktir Ayahku?" Jawabannya Langsung Membuatku Menangis!

Setelah tamat kuliah, aku juga pada akhirnya bekerja di satu perusahaan di luar kota sebagai administrator. Kerjaanku setiap hari hanyalah merapikan dokumen, mengetik dokumen, mengopi dokumen dan pekerjaan mudah yang lain. Meskipun demikian, aku berupaya sedemikian rupa agar aku bisa tetap bertahan di perusahaan ini serta tinggal di kota ini. 
Satu diantara alasan saya pergi merantau ke kota lain yaitu lantaran aku ingin memiliki hidup yang lebih layak serta dapat membawa papaku ke sini sesudah aku mapan. Mamaku sendiri sudah meninggal dunia ketika aku masih begitu kecil hingga dari kecil sampai dewasa, papakulah yang bekerja keras untuk membiayai sekolah serta kehidupan kami berdua. 
Aku sendiri mempunyai keprib4dian yang intr0vert hingga saya sangat jarang berinter4ksi dengan teman kantorku. 
Pada sehari, papaku meneleponku serta menanyakan bagaimana kabarku dan apakah aku bisa beradaptasi dengan baik di sini. Serta tak disangka­sangka, papaku malah bilang kalau dia ingin datang mengunjungiku untuk melihat keadaan di sini seperti apa. Aku mulai kebingungan lantaran sampai kini aku selalu menceritakan kalau aku di sini baikbaik saja serta bisa berinteraksi dengan baik dengan teman kantorku, meskipun sebenarnya kami sangat tidak sering ngobrol satu sama lain. 
  
Bukannya aku berbohong pada papa, namun saya cuma berupaya mencari langkah agar dia tak perlu cemas dengan kerjaanku di sini. Tetapi, jika dia beneran datang mencariku serta melihat keadaanku di sini seperti ini, aku yakin dia pastinya akan langsung menyuruhku pulang. 
  
Tiba­tiba aku kepikiran satu cara yakni meminta tolong pada atasanku. 
Namun, selama aku bekerja di sini, aku tak pernah sekalipun berbicara kepadanya, bagaimana mungkin aku dapat meminta tolong kepadanya? Tapi saya sudah tidak peduli, aku harus ngomong kepadanya, ini semua kulakukan untuk membahagiakan papa agar papa tidak cemas. 
Aku pun memberanikan diri untuk masuk ke ruangan atasanku saat semua 
orang sudah mulai pulang. 
Aku pun mengetuk pintu serta berkata, " Permisi, apakah saya boleh masuk? " 
Atasanku sebut saja namanya Richard ini mempersilahkanku masuk dan duduk, " Ya, tentu saja. Ada yang bisa saya bantu? " 
Aku juga duduk serta bingung bagaimana menjelaskan kondisiku. Aku terlihat begitu gugup serta tidak tenang sampai aku membetulkan posisi dudukku berkali­kali serta kelihatannya Richard mengerti kegugupanku. 
Richard juga cuma tersenyum serta bertanya lagi padaku, " Kalau ada masalah yang bisa saya bantu, ngomong saja. Saya akan membantu sebisaku. " 
Aku juga memberanikan diri untuk melihatnya serta berkata, " Saya minta maaf bila saya mungkin mengganggu saat kerja anda, namun saya memiliki satu masalah yang cukup besar menurutku. Mungkin keinginan saya ini agak lanc4ng, namun apakah anda bersedia untuk mentraktir ayahku makan? 
Maksud saya, mentraktir ayahku makan dengan nama perusahaan serta di hadiri oleh beberapa orang dari perusahaan ini sendiri. " 
  
Richard memerhatikan setiap kata­kataku dengan cermat serta aku pun meneruskan perkataanku, " Sudah pasti uang yang digunakan untuk mentraktir ayah saya itu akan saya tanggung sendiri. Saya cuma mengharapkan Bapak Richard bisa ada di sana serta mengobrol dengan ayah saya. Ayah saya 
tinggal jauh di desa serta dia sering cemas dengan kondisi saya di sini, meskipun kondisi saya di sini cukup baik serta stabil. Dia akan datang malam ini serta bermalam ditempat saya. Saya cuma ingin memastikan ayah saya kalau kondisi saya di sini sangat baik serta tidak ada yang perlu di kuatirkan. " 
  
Richard juga cuma tersenyum serta jadi berbalik bertanya padaku, " Baiklah, bila begitu, bagaimana bila kita pergi Jumat malam ini dengan ayahmu? " 
Aku hampir tidak percaya apa yang aku dengar barusan, Richard tidak menolak permintaan yang aneh ini sama sekali! " Tentu saja, hari apapun saya bisa, " aku juga segera menjawab Richard dengan nada l4ntang. 
" Baiklah, kalau begitu, hari Jumat nanti kita ketemu lagi jam 7 malam. 
Mulai besok anda dapat mengambil cuti serta aku akan menyuruh supir perusahaan untuk
menjemputmu hari Jumat nanti. 
Bawalah papamu jalan­jalan selama beberapa hari ini, aku akan menyuruh yang lainnya untuk menggantikan posisimu sementara waktu, " Richard pun memberikan sambil tersenyum padaku. 
" Tidak perlu, Pak, saya akan tetap datang seperti biasanya. Saya sudah begitu berterimakasih Bapak tidak menolak permintaan saya, " aku pun langsung menjawab sambil menggelengkan kepalaku lantaran aku merasa sangat tidak enak. 
Namun Richard tetap bersiker4s menyuruhku untuk cuti serta aku juga cuma dapat mengiyakannya sambil menangis terharu. 
Hari Jumat juga akhirnya tiba serta aku bersama papaku juga dijemput oleh supir perusahaan ke suatu hotel berbintang yg tidak pernah aku masuki sebelumnya. Di sana kami diantar ke restoran hotel tersebut dan semuanya makanan yang ada sangat banyak macamnya serta enak. 
Aku benar­benar terharu Richard benar­benar merencanakan semuanya ini dengan baik. Di sana bahkan juga sangat banyak teman kantorku yang hadir serta mereka semuanya menyapaku dengan ramah, walau sebenarnya biasanya kami tidak pernah mengobrol satu sama lain. Richard juga mengajak papaku ngobrol serta terlihat sekali kalau papaku sangat bahagia pada saat itu. 
Sesudah malam itu, ayahku juga akhirnya pulang dengan bahagia ke desa serta memberitahuku kalau dia sangat senang aku bisa bekerja di satu perusahaan yang sangat baik seperti ini. Aku juga kembali ngantor seperti biasanya serta aku berencana untuk berterimakasih pada Richard karena telah banyak membantuku. Namun tidak disangka, Richard ternyata mengumpulkan semuanya karyawan di hall untuk mengatakan sesuatu. 
" Saya sangat berterimakasih kepada setiap karyawan di perusahaan ini yang sudah sangat setia serta berbakti pada perusahaan kita. Saya benarbenar bersukur punya karyawan seperti kalian semua. Saya benar­benar mengharapkan bila kita bisa selalu bekerja bersama selanjutnya hingga perusahaan kita semakin lama semakin menjadi lebih besar. Di sini saya ingin meminta maaf jika perusahaan ini mungkin belum bisa memenuhi semua permintaan khusus para karyawannya, namun saya mengharapkan kalian bisa menceritakannya padaku bila kalian punya masalah yang sulit. Kalian tidak perlu sungkan padaku, namun sebaliknya saya jadi akan berterimakasih pada kalian bila kalian bisa terbuka padaku serta kita dapat mendiskusikan permasalahan kalian bersama­sama, " tegas Richard di depan semuanya karyawan serta dia juga membungkuk memberikan hormat pada kami semuanya. 
  
Aku benar­benar merasa terharu dengan perlakuan baik boss kami. 
Sejak waktu itu, perusahaan kami benar­benar mengalami perkembangan. 
Ada waktu di mana terjadi krisis ekonomi serta banyak perusahaan yang bangkrut karenanya, namun perusahaanku tetap bertahan, bahkan juga malah semakin maju. Aku yang dulunya cuma seseorang administrator, sekarang aku juga sudah jadi seseorang usaha manajer. Aku benar­benar bersukur dapat bekerja di satu perusahaan yang perduli dengan kehidupan para karyawannya, tidak cuma peduli pada keuntungan yang dapat dibuat oleh karyawannya saja. Perusahaan ini membudidayakan karyawannya, bukan memperbud4k karyawannya, serta inilah hal yang aku banggakan tentang perusahaanku. 
  
Semoga ceritaku ini bisa menginspirasi para pemimpin di luar sana ya! 
Jangan lupa berbagi serta comment dibawah ya!

0 komentar:

Posting Komentar